“Dengan
cara apa aku akan dikenang?”
Akhir-akhir
ini pertanyaan bernada serupa kerap sekali menghampiriku. Seperti... ada
sesuatu yang harus segera dituntaskan sebelum palu waktu dariNya bersuara.
Aku
takut. Bukan takut pada kematian. Tetapi takut jika mereka yang kutinggalkan akan
merasa kehilangan yang terasa. Atau, mereka yang kutinggalkan menjadi tak rela
karena masih ada segepok kewajiban yang belum selesai kutuntaskan. Tapi,
mungkin aku akan lebih takut lagi jika aku menjadi bagian yang tidak terkenang.
Egois, ya? Sepertinya begitu. Karena,
ada atau tiadanya posisi seseorang... nilai dari secuil perhatian itu tentu
berharga. Karena dari perhatian kita bisa dikenang. Dari dikenang kita bisa
dikenal. Dari dikenal kita bisa tetap merasa ada. Merasa diakui keberadaannya,
walau sekalipun sudah tak bernyawa.
Seperti kisah di bawah ini. Bagian
dari kisah seorang guru di Jepang sana. Seorang guru yang mampu menjadi bagian
dari kenangan termanis di hati siswa-siswanya.
Dan, aku berharap bisa menjadi bagian
di tempat sekecil itu... di dalam hatimu, Kawan ^.^
By. Andari Hersoe
**88‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8
, 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘ 8 , 8 ‘88**
DREAMERSRADIO.COM -
Kisah nyata ini datang dari Jepang, sosok guru selain memberikan pelajaran
akademis juga ikut memberikan pendidikan. Guru istimewa ini mampu merasakan
kalau waktunya hidup didunia tak lama lagi, sehingga ia menulis pekerjaan rumah
terakhir bagi muridnya yang membuat orang terharu.
Sebelum guru tersebut menghembuskan
nafas terakhir, dirinya masih sempat menuliskan PR untuk para siswanya. Jika
umumnya para murid malas mengerjakannya, maka PR yang satu ini membuat para
siswanya menangis.Guru tersebut menuliskan PR tersebut di papan tulis, dengan sebauh kapur ia mulai menuliskan tugas terakhir kepada murid-muridnya. Berikut tugas yang diberikan sang guru:
PR Terakhir
Tidak ada batas waktu.
Jadilah orang yang bahagia.
Saat kalian mulai mengerjakan tugas ini, mungkin aku sudah ada di surga.
Tidak usah buru-buru mengerjakannya. Kalian bebas menggunakan waktu yang dimiliki.
Tapi suatu hari, tolong kumpulkan padaku dan katakan, "Aku sudah melakukannya. Aku sudah bahagia."
Aku akan menunggu.
Tentunya PR tersebut menjadi PR paling mengharukan di dunia. Bahkan salah satu akun Twitter membagikan foto terakhir dari papan tersebut. Guru yang menuliskan tugas ini baru saja meninggal.
Namun apa yang ia sempat lakukan di nafas-nafas terakhirnya sungguh mengesankan. Ia benar-benar melakukan tugasnya sebagai seorang guru, yaitu memastikan bahwa anak didiknya bukan hanya belajar atas tuntutan akademis. Namun juga untuk menjadi seorang yang bahagia.
Source: yahoo.com//diakses tanggal 03/10/13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar