Why, do
you always do this to me?
Why,
couldn't you just see through me?
How come,
you act like this
Like you
just don't care at all
Do you
expect me to believe I was the only one to fall?
I could
feel I could feel you near me, even though you're far away
I could
feel I could feel you baby, why
It's not
supposed to feel this way
I need
you, I need you
More and
more each day
It's not
supposed to hurt this way
I need
you, I need you, I need you
Tell me,
are you and me still together?
Tell me,
do you think we could last forever?
Tell me,
why
Hey,
listen to what we're not saying
Let's
play, a different game than what we're playing
Try, to
look at me and really see my heart
Do you
expect me to believe I'm gonna let us fall apart?
I could
feel I could feel you near me, even when you're far away
I could
feel I could feel you baby, why
It's not
supposed to feel this way
I need
you, I need you
More and
more each day
It's not
supposed to hurt this way
I need
you, I need you, I need you
Tell me,
are you and me still together?
Tell me,
you think we could last forever?
Tell me,
why
So go and
think about whatever you need to think about
Go ahead
and dream about whatever you need to dream about
And come
back to me when you know just how you feel, you feel
I could feel
I could feel you near me, even though you're far away
I could
feel I could feel you baby, why
Dear Angin...
Bagaimana kabarmu? Masihkah kau berdiri
tegak dengan segudang impian yang selalu kau tegakkan, selama ini?
Sudah lama sekali tak pernah mendengarkan
kata sapa darimu, Ang. Dan, kau benar-benar menghilang. Tanpa aku benar-benar
tahu alasan pasti yang membuat kau
menghilang.
Ang, aku di sini hanya ingin mengabarkan
satu hal. Bahwa, aku akan kembali belajar! Belajar menemukan makna hidup dengan
segala keindahan-ketakutan yang pernah kuajukan di hadapanmu dulu. Aku akan
belajar memaknai kata ‘ikhlas’ yang dulu kau kenalkan padaku. Karena aku yakin,
hanya dengan ini aku bisa menghadirkan sosokmu dalam napasku. Setiap detiknya.
Ang, kesempatan kali ini akan kugunakan
untuk memperkenalkan suatu sosok lain di hadapanmu. Perkenalkan, sosok ini
bernama ::MIKA::
Yah, dia punya nama. Nama hebat yang akan
tetap tertanam hebat di dalam hati ::INDI:: - gadis hebat (mantan) pengidap
skoliosis yang belajar banyak kehebatan dari seorang Mika.
Hampir serupa, Ang. Sama halnya dengan musim yang pernah kurasakan juga saat
mengenalmu dulu,
Dan, keduanya berhasil membangunkan
kehebatan yang jauh-jauh berbeda, dibanding garis perjalanan mereka sebelumnya,
Saat keduanya belum bersua.
Kau tahu, apa yang membuat Mika spesial.
Hal pertama yang membuatku teringat kepadamu, karena sakit yang dideritanya.
HIV AIDS. Positif. Seperti dirimu, kan?
Dulu, kau pernah bertanya, kenapa aku
tidak menjauh seperti yang lainnya saat mengetahui sakit hebat itu tertanam
dalam tubuhmu. Kata tanya itu seolah menunjukkan jika kau menolakku menjadi
sahabatmu. Karena saat itu kau terlalu tertutup di mataku. Dan, ternyata
anggapanku salah.
Aku mengerti, sepertinya layak jika kau
pernah menyangsikan sikapku dulu. Tapi, seharusnya itu tak perlu. Karena,
selalu ada yang pertama dalam segala hal – seperti yang diucapkan Mika.
Walau aku memang belum pernah mengenal
atau bertemu dengan sosok berkarakteristik sepertimu sebelumnya. Tapi,
mengenalmu bukan suatu hal yang berdosa besar di mataNya, kan? Hanya saja
(mungkin) publik yang memberikan cap ‘disgust’ pada golongan orang-orang
sepertimu. Membuat sebagai orang dalam golonganmu menutup diri dari dunia luar.
Dan, karenanya... mengenalmu tak akan
pernah membuatku merasa menyesal. Walau hanya sekejap. Walau hanya terasa
seperti hembusan angin sore yang hilang ketika gelap kian beranak di angkasa.
Justru di saat singkat itulah, aku belajar banyak hal yang lebih membuatku
mengerti akan betapa besarnya karunia dariNya. Karunia yang sengaja diciptakan
untuk kita, maupun untuk semua orang di bumi ini. Kau telah membuktikan
kehebatan karunia itu. Dengan jalanmu sendiri.
Ang, ingatlah! Jangan kau ulangi kesalahan
yang sama. Jangan pernah kembali menjamah barang-barang tak berguna itu lagi. Tak
ada kenikmatan sama sekali jika kau semakin gencar menyentuh mereka. Mereka itu
hanya sampah, dimana semakin banyak kau menimbunnya dalam tubuhmu... maka bisa
dipastikan akan semakin banyak kotoran yang sulit untuk kaukeluarkan. Ingat
posisi kesehatanmu. Karena, kau tetap pantas bertahan. Sangat pantas.
Karenanya, segera kau obati hatimu dari sosok dia, sosok yang lain itu.
Kita memang tak akan pernah tau bagaimana akhir dari perjalanan hidup kita. Mika pun tak tahu, bagaimana cara dia akan menjemput malaikat mautnya. Apakah ada seorang Indi di sampingnya, atau hanya dia sendiri dengan berteman kesepian. Indi pun tak tahu apakah Mika benar-benar akan meninggalkannya. Pergi terlebih dahulu.
Dan, aku sungguh tak habis pikir jika hal
ini menjadi satu-satunya alasan yang membuatmu menjauhiku. Kau takut jika kau
meninggalkanku lebih dulu? Apa benar begitu, Ang?
Tapi, toh sama saja, Kau akhirnya pergi
terlebih dulu. Menghilang lagi. Dan, aku mulai terbiasa dengan segala hal yang
berbau datang kemudian menghilang. Karena kau yang pernah mengajarkanku tentang
ini semua. Terima kasih.
Tapi, walaupun begitu... aku tak akan
pernah memakimu. Kau punya hak di atas segala-galanya atas segala yang kau
kehendali. Untuk dirimu sendiri.
Aku hanya ingin membela diriku sendiri,
Ang. Ingatlah! Fisik, materi, rupa, atau keadaan seseorang tetap tak pantas
dijadikan sebagai alasan utama bagi siapa pun untuk menilai kedalaman isi dari
suatu hal. Terlebih lagi isi dari suatu benda bernyawa. Dan, aku sangat
menyayangkan sikapmu... yang bersembunyi, hilang, dan menjauh dari kehidupanku.
Hanya karena sakit itu.
Jadi, di manapun kau berada saat ini...
aku akan tetap mengirimkan sebaris doa dan pengharapan untukmu. Semoga
kehangatan napas itu masih menginap puas di rongga hidungmu. Semoga kata
‘bertahan’ itu masih tetap kau kembangkan. Bertahan dari sakitmu. Bertahan
dengan segala impianmu. Bertahan demi keidealisan “Propaganda Kehidupan”-mu.
Hahaha... Rasanya perutku masih merasakan sakit yang sama jika mengingatnya.
Propaganda Kehidupan, peta perjalanan hidup yang kau rencanakan. Oh, bukan.
Tapi perjalanan hidup yang kau inginkan. Dan, aku tak tahu apakah semua rencana
yang kau tulis itu telah berhasil tercapai. Sebelum batas waktu dariNya justru
menjadi jawab akhir di balik segala rencanamu.
Miris sekali membayangkannya, Ang. Jujur,
kalau boleh memilih... aku ingin kau tetap bernapas lama di duniaNya. Jangan
cepat-cepat terbang ke atas sana. Dataran ini masih hijau, masih bisa kau
nikmati segala karunia yang ada. Tapi, entahlah! Sekali lagi, hanya
ketentuanNya yang berkuasa di atas segalanya. Dan semoga, hanya ketentuan
terbaik yang kau terima hingga detik ini. Apapun itu.
Jadi, dimanapun kau berada... tetaplah
bersemangat, Ang! Karena, hanya semangat kita yang akan menuntun langkah ini
untuk tetap terlangkah sempurna. Sebesar apapun yang kita bisa.
Dan, aku akan tetap berada di sini.
Bersama dukungan doa dalam diamku. Semata, demi menghormati keputusanmu. Dan,
aku akan tetap belajar. Belajar untuk mengikhlaskan segalanya. Semoga kau tetap menari-nari indah di udara... selayaknya angin musim semi.
Dan, semoga... biar waktu akan menjawab
pertanyaan ‘why’ yang kuajukan.
“Tessekur Ederim, Ang!”
By. Andari Hersoe
suka sekali dengan mika, suka sekali dengan tulisan ini. film mika memang sukses buat kita semua mewex atlantis yach, termasuk aku ='(
BalasHapus