Senin, 12 Juni 2017

DARI PANDA HINGGA BUAYA

HARI KE #2: LIMA BINATANG PELIHARAAN



Waktu itu cepat berlalu. Dengan tidak sopannya dia melenggang begitu saja menuju ke depan, tidak peduli nasib dan kondisi para penumpangnya. Iya, Waktu memang harus cepat berlalu. Kalau Waktu diam di tempat, pastilah itu bukan Waktu. Bisa jadi, itu deretan jones yang gagal move-on dan korban baper. Emm… kamu, termasuk yang mana? Yang terakhir, kah? ^.^

Singgung-menyinggung soal waktu, sekarang sudah waktunya setoran hari kedua. Tema #7daysKF kali ini tentang andai-berandai dengan deretan binatang dari seluruh jagad raya yang paling berhak untuk jadi peliharaan. Dan, kelima binatang itu adalah….

(*) PANDA

Kalau ada award untuk hewan menggemaskan sedunia, jelas saya vote gila-gilaan buat hewan satu ini. Walaupun panda identik dengan si badan besar, tapi ukuran tubuhnya itu memang tidak bisa menutupi betapa lucu dan menggemaskannya dia. Hewan yang dilindungi ini pastinya tidak akan diperbolehkan untuk dipelihara secara bebas oleh orang perseorangan. Karena keberadaannya yang cenderung langka dan mendekati titik kepunahan, jadi wajar saja kalau gerombolan family panda ini dijadikan sebagai hewan lindung yang perlu dijaga kelestarian habitatnya.

Selain menggemaskan, panda juga memiliki kebiasaan yang unik. Panda adalah hewan soliter dan introvert. Panda selalu terlihat bahagia dan menikmati masa-masa kesendiriannya, karena panda hanya akan bersosialisasi jika dia dalam masa kawin. Panda juga hewan yang punya tata krama. Coba kalian lihat kebiasaan saat panda sedang makan, panda selalu makan sambil duduk. Tidak berdiri, tidak berlari. Karena panda memang harus duduk untuk bisa menahan bambu dengan kakinya saat mengunyahnya dengan sopan.

(**) HACHIKO

Pernah dengar kisah Hachiko, sang anjing peliharaan yang setia? Hingga kesetiaannya pun diabadikan dalam patung monument perunggu di Shibuya, Tokyo. Kisah nyata yang akhirnya diangkat ke layar lebar Hollywood dengan judul ‘Hachi: The Dog’s Tale’ pada tahun 2009. Sekedar me-refresh ingatan saja, sedikit saya kenalkan tentang siapa itu Hachiko.

Hachiko adalah seekor anjing yang dipeliharan oleh seorang professor yang tinggal di kawasan Shibuya. Hachiko selalu mengantar dengan setia mengantar sang professor naik kereta di Stasiun Shibuya untuk berangkat mengajar ke Universitas Tokyo. Termasuk, Hachiko pun selalu menunggu di stasiun tersebut pada sore hari untuk menjemput kepulangan sang professor. Rutinitas ini selalu dijalani oleh Hachiko setiap hari, hingga bertahun-tahun. Namun suatu ketika, sang professor meninggal karena serangan jantung mendadak di kampusnya. Sayangnya, Hachiko tidak tahu kalau professor kesayangannya itu sudah meninggal. Jadi setiap hari, di tempat yang sama, di waktu yang sama, Hachiko selalu datang ke Stasiun Shibuya untuk menanti kedatangan majikannya itu dengan setia. Setiap hari. Hingga akhirnya, Hachiko mati di tengah-tengah penantiannya.

Sebenarnya binatang peliharaan yang saya inginkan bukan sekedar seekor anjing saja. Melainkan binatang yang bisa sesetia Hachiko. Karena mencari orang yang setia di penjuru bumi ini rasanya melelahkan. Mungkin, kita bisa belajar menjadi sosok yang setia dari seekor hewan peliharaan... anjing Hachiko.

(***) LEBAH

Saya suka madu. Karena, saya juga membutuhkan madu setiap harinya, besok, dan hari-hari selanjutnya. Madu itu semacam asupan nutrisi wajib setiap hari. Kondisi kesehatan yang mengharuskan saya untuk berakrab ria dengan madu. Saya rasa alasan se-simple ini sudah cukup menggambarkan bahwa lebah memang layak jadi binatang peliharaan saya. Jika saya memelihara sekawanan lebah madu, pasti kebutuhan madu setiap harinya bisa tercukupi. Bahkan, bisa berlebih-lebih dan dengan standar keaslian yang tak terbantahkan lagi. 
Dan, jika kalian melihat kepribadian di penghasil madu inipun dengan mudah kalian akan dbuat jatuh cinta olehnya. Karena lebah merupakan hewan pekerja keras yang terkadang menyembunyikan geraknya lewat kepakan cepat sayapnya. 

(****) SEA SPONGE

Dunia keterbalikan di Bikini Bottom rasanya tepat untuk mengantisipasi ke-chaos-an Negara Indonesia saat ini. Dunia yang tak perlu ada nuansa provokatif satu sama lain, tidak perlu ada pihak yang merasa paling benar, paling hebat, sampai melupakan apa itu ‘toleransi di atas perbedaan’. Bikini Bottom yang terbebas dari aroma politik yang memuakkan, hanya ada suara sumbang untuk saling menyumbangkan kelucuan satu sama lain. Akh... saya merindukan dunia seperti itu.

Karenanya, pasti menyenangkan sekali jika saya bisa memiliki hewan peliharaan sea sponge seperti Sponge Bob yang selalu menghibur dengan segala keluguannya. Dimana terkadang dia pun tak pernah malu untuk menunjukkan kebodohan dari sikap lugunya. Karena begitulah seharusnya konsep hidup yang bebas, tanpa topeng kemunafikan.

(*****) BUAYA

Nah, kalau alasan untuk memelihara hewan satu ini agak sedikit konyol memang. Semoga kalian para jomblo saat membaca bagian ini tidak sampai terbawa perasaannya, ya.

Pada dasarnya saya tidak suka buaya. Selain buas dan menakutkan, buaya itu memang hewan yang sengaja ditakdirkan untuk lebih layak dibenci daripada dicintai. Khususnya bagi golongan seperti saya, yang terlalu takut untuk bersentuhan dengannya. Takut jika alih-alih diterkam olehnya. Lalu, kalau tidak suka kenapa justru jadi hewan peliharaan, ya?

Karena menurut saya buaya itu harus dipelihara secara besar-besaran. Kunci pergerakan mereka dari alam bebas. Jangan biarkan mereka bebas mencari mangsa di alam liar. Karena, saat buaya-buaya hidup dengan liar... bisa jadi, korban keganasan mereka tidak hanya sesama hewan. Melainkan juga, hati-hati para wanita pun turut menjadi korbannya. Macam para lelaki buaya.


Nah, out-of-topic sepertinya, ya. Dan, saya sepertinya sengaja. [#7daysKF - @KampusFiksi - @basabasi_store]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar