Sabtu, 17 Juni 2017

DEAR MASA DEPAN...

HARI KE #7: SURAT UNTUK 'NURUL' 2020


Dear kamu, sosok masa depanku...

Bagaimana kabarmu? Masih ada mereka, Rheumatoid Artritis vs Psoriasis yang setia menemanimu? Masihkah keseharianmu bergantung dengan obat-obatan yang memuakkan itu? Atau, apakah mungkin kau sudah sembuh total? Sungguh, aku penasaran. Tapi, jikalaupun sakit itu masih setia menemanimu... tegarlah. Nikmatilah. Karena begitulah cara Dia menyayangimu, dengan selalu mengingatkanmu akan nikmat anugerah sakit dariNya.

Oh ya, sudah berapa buah hati kita? Satu, dua, atau kembar? Seperti dua bocah berambut irit dan bersih, duo tokoh dalam tayangan serial film kartun dari negara tetangga. Jagalah buah hati kita dengan senyuman dan kesantunan. Bentuklah mereka menjadi seorang anak Jawa, tak perlu bergaya kebarat-baratan atau kearab-araban. Supaya mereka belajar cara mencintai bangsanya, cara menjaga kebudayaannya, dan cara mengembangkan identitas adat kedaerahannya. Dengan begitu, mereka bisa belajar menghargai apapun... sekalipun dimulai dengan menghargai sesuatu yang terasa sederhana.

Lalu, bagaimana kabar suamimu? Masihkah dia menjadi seorang perokok ulung? Haha... sepertinya masih, ya. Karena suami kita memang bebal dan bengal jika mendengar rentetan kata larangan tentang "jangan merokok". Saranku... biarkan saja. Karena pastinya akan percuma, laranganmu seolah perintah di matanya. Tapi yang penting... teruslah kontrol kesehatannya. Semoga efek negatif dari rokok itu bisa kita minimalisir... supaya dia tetap sehat sampai usia lanjut, sampai anak-anak kita menjadi dewasa dan membanggakan pastinya. Aamiin.

Saat menuliskan surat ini, aku merasa takut. Takut membayangkan orang-orang yang sempat kukenal, yang ada dan berada dekat di sekitarku hingga hari ini ... tapi ternyata tidak lagi berada dekat di harimu. Adakah kabar buruk tentang kehilangan itu? Jika ada, tolong diamlah. Jangan kau ceritakan. Karena kupastikan, aku tak akan berani memikirkannya. Aku hanya ingin sedikit berpesan padamu... selama kau masih bernapas, jagalah mereka, sosok-sosok yang ada di lingkaran hidupmu. Sosok yang mengajarkanmu akan suka dan sedih secara bersamaan, konsep hitam dan putih, atau bahkan tentang perasaan ditolak dan diterima. Cintai mereka tanpa terkecuali. Karena kita tak akan pernah tahu sampai selama kapankah mereka ada bersama kita. Karena terkadang mereka diharuskan untuk datang dan pergi dalam kehidupan kita, tanpa perlu kita cegah.


Jadi, jagalah kesehatanmu selalu. Jaga juga kesehatan mereka-mereka yang ada di duniamu... semampumu. Semoga di tahun 2020 kau masih belum melupakan cara untuk terus dan tetap tersenyum. 

Dan, teruslah bermimpi. Bermimpi selayaknya Dandelion... 
yang terlihat rapuh di balik tipis tangkainya, tapi sejatinya kuat
yang terlihat langka di barisan bunga penghias taman, tapi sejatinya indah meliar
yang terlihat tak berharga di antara rumput ilalang, tapi sejatinya menenangkan saat merekah dan bertebaran
yang tak pernah ragu mengikuti arah sang bayu, mengudara setinggi apapun, melayang sejauh manapun
yang tak pernah menyesal ketika bulir-bulir kelopaknya berguguran jatuh terjerembab ke dasar bumi, terbiasa menikmati sakit dan luka.
Karena Dandelion tahu...
di manapun tempat dia jatuh, kelak di sanalah napas kehidupan barunya akan kembali terembus bersama guratan emas kemilau mentari senja.

Berbahagialah selalu, masa depanku.

"Peluk Cium"
      From

  Nurul.2017 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar